MAKALAH
PENGARUH KETERPAPARAN ASAP ROKOK PADA IBU HAMIL
TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “PENGARUH KETERPAPARAN ASAP ROKOK PADA IBU HAMIL
TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH”.
Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah komunikasi kesehatan fakultas ilmu kesehatan masyaarakat universitas
muhammadiyah parepare. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan
penyempurrnahan penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata
penulis sampaikan terimakasih.
Parepare, 26 april 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Salah satu
penyebab bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di berbagai Negara berkembang
menurut WHO (work health organization) 2004 adalah kebiasaan merokok. Tahun
2002 indonesia menduduki peringkat ke lima di dunia dalam konsumsi rokok.
Peringkat tertinggi adalah cina dengan konsumsi rokok 1,643 milyar batang,
amerika serikat 451 meliyar batang, jepang 328 milyar batang, rusia 258 milyar
batang dan Indonesia 215 milyar batang (aditama 2003), yang menyebabkan angka
kelahiran bayi BBLR di Indonesia pertahun akan lebih berat.
Di
Indonesia, berdasarkan survey degeneratife dan kesehatan Indonesia (SDKI)
2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20/1000 kelahiran hidup dalam 1
tahun, sekitar 89000 bayi usia 1 bulan meninggal. Artinya setiap 6 menit ada 1
neonatus meninggal. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR yaitu sebanyak
29%. Insiden bayi BBLR di rumah sakit Indonesia berkisar 20%. Di profensi jawa
timur, BBLR masih menjadi penyebab kematian neonatal tertinggi pada tahun 2001
sebebsar 36,23% dan 2002 sebeasar 34,72 %.
Di Indonesia,
92% perokok biasanya merokok di rumah saat bersama anggota keluarga lainnya.
Dan anggota keluarga yang tidak merokok tapi ikut terpapar oleh asap rokok
tersebut menjadi jauh lebih rendah kesehatannya (kompas 2004). Berdasarkan
peneliatian wanita merokok lebih dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan
berat badan kurang tapi ternyata bukan hanya para ibu hamil yang perokok tetapi
ibu hamil yang tidak merokok juga dapat terjadi bila sehari hari selalu berada
di tengah tengah perokok dan selalu terpapar asap rokok (perokok pasif) bisa memngalami
efek negatif yang hampir sama tingkatannya dengan perokok. Jadi bila suami atau
setiap orang yang tinggal di rumah ibu hamil merokok , tubuh bayi akan mendapat
pengotoran oleh asap tembakan hampir sebanyak pengotoran yang ia dapat jika
ibunya sendiri yang menghisapnya. Bahkan menurut canra (2000) bahan kimia yang
keluar dari asap bakaran ujung rokok kadarnya lebih tinggi dari pada yang di
hisap perokoknya. Semakin dekat jarak perokok dengan perokok pasif akan semakin
besara pengaruhnya karena itu penelitian banyak di lakukan pada istri perokok.
B. RUMUS
MASALAH
1.
Apakah ada pengaruh keterpaparan asap rokok
pada ibu hamil terhadap kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR)?
2.
Seberapa besar pengaruh keterpaparan asap
rokok pada ibu hamil terhadap kejadian bayi berat badar rendah?
C. TUJUAN
1.
Untuk menunjukkan adanya pengaruh keterpaparan
asap rokok pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR
2.
Untuk menunjukkan besarnya pengaruh
keterpaparan asap rokok pada ibu hamil terhadap kejadian BBLR.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
bayi BBLR
Bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut
prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat
lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR)
(Yushananta,2001).
Berdasarkan kurva pertumbuhan intrauterin dari Lubchenko, maka
kebanyakan bayi prematur akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR).
BBLR dapat di bagi atas dua golongan:
1. Bayi berat
badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu dengan berat badan lahir 1000-1500 gr.
2. Berat
badan lahir amat sangan kurang (BBLASR) yaitu dengan berat badan lahir kurang
dari 1000 gr.
Secara
umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan
(premature) di samping itu juga di bsebabkan di smaturitas , artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan lahirnya lebih kecil
di bandingkan masa kehamilan yaitu tidak mencapai 2500 gr.
Ciri ciri
BBLR
Bayi yang
lahir dengan berat badan kurang memiliki ceri ciri sebagai berikut:
1.
Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37
minggu.
2.
Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500
gr.
3.
Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46
cm, lingkaran kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama
dengan atau kuranga dari 30 cm.
4.
Rambut lanugo masih banyak
5.
Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
6.
Tulang rawan daun telinga belum sempurnah
pertumbuhannya
7.
Fungsi saraf
yang belum atau tidak efektif dan tangisan lemah
B. Factor
penyabab lahirnya bayi BBLR
Penyebab
terjadinya BBLR scara umum bersifat
multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan
pencegahan. Berikut yang berhubungan dengan penyebab lahirnya bayi BBLR secara
umum, yaitu:
a. Faktor ibu
Faktor ibu
yang di maksud adalah umur, paritas, Selain itu juga dapat berupa:
·
Penyakit :
Seperti malaria, anemia, spilis, infeksi TORCH, dan
lain-lain
·
Komplikasi pada
kehamilan : Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan
antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterum. Kepala pusing hebat,Kaki bengkak, Perdarahan pada waktu hamil, Keluar air ketuban
pada waktu hamil, Batuk-batuk lama.
·
Usia Ibu dan
paritas : Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu-ibu dengan usia < 20 tahun, Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.
·
Faktor kebiasaan
ibu : Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu
alkohol dan ibu pengguna narkotika juga ibu yang selalu terpapar oleh asap
rokok (perokok pasif)
b. Faktor
janin
Prematur,
hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.
c. Factor
lingkungan
Pengaruh
linkungan seperti lingkungan rumah para perokok berat.
Pada bayi
BBLR banyak sekali resiko terjadi permasalahan pada system tubuh karena kondisi
tubub yang tidak stabil. Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar
di bandingkan bayi normal. Akan lebih buruk bila berat badan semakin rendah.
Masalah jangka pendek yang sering terjadi pada BBLR adalah:
Gangguan
metabolic
a. Hipotermia
Hipotermia
terjadi karena sedikitnya lemak tubuh dan system pengaturan suhu tubuh pada
bayi baru lahir belum matang. Bayi BBLR yang
mengalami hipotermia memiliki ciri ciri khusus, antara lain suhu tubuh
di bawah 32® c, sering mengantuk dan sukar di bangunkan, suara tangisan sangat
lemah, seluruh tubuh dingin, pernafasan lambat dan tidak teratur dan tidak mau
menetek sehingga mengakibatkan dehidrasi.
b. Hipolikemia
Gula darah
berfungsi sebagai makanan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika asupan glukosa
ini kurang, akibatnya sel-sel syaraf di otak mati dan mempengaruhi kecerdasan
bayi kelak.bayi BBLR membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir dan minum
setia 2 jam pada minggu pertama.
c. Masalah
pembebrian ASI
Masalah
pembebrian ASI pada bayi BBLR terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil,
kurang energy, lemah, lambung kecil dan tidak dapat mengisap. Bayi BBLR sering
mendapatkan ASI dengan bantuan, membutuhkan ASI dalam jumlah sedikit tetapi sering.
Gangguan
imunitas
a. Gangguan
imunologik
Daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang karena system kekebalan tubuh bayi BBLR belum
matang. Bayi dapat terkena infeksi saat di jalan lahir atau tertular infeksi
ibu melalui infeksi ibu melalui plasenta.
b.
Kejang saat di lahirkan
c.
Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi)
Ikterus
adalah menjadi kuningnya warna kulit, selaput leher, dan berbagai jaringan oleh
zat warna empedu. Ikterus neonatal adalah suatu gejalah yang sering di temukan
pada bayi baru lahir.
Gangguan pernafasan
Gangguan
pernafasan pada bayi BBLR adalah perkembangan imatur pada system pernafasan
atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan pada paru-paru.
Gangguan pada system peredaran darah
a.
Masalah perdarahan
Perdarahan
pada neonatus dapat di sebabkan karena kekurangan factor pembekuan darah dan
factor fungsi pembekuan darah abnormal atau menurun. Sebagai tindakan
pencegahan atau terhadap perdarahan otak dan saluran cerna pada bayi BBLR, di
berikan injeksi vitamin K yang berperan penting untuk mempertahankan mekanisme
pembekuan dalam darah.
b.
Anemia
Anemia
fisiologik pada bayi BBLR di sebabkan karena persediaan zat besi janin yang
sedikit serta bertambahnya volume darah sebagai akibat pertumbuhan yang
relative cepat.
c.
Gangguan jantung
d.
Gangguan otak
Gangguan
pada otang antara lain perdarahan pada otak atau kerusakan atau pelunakan
materi otak bagian dalam yang mentransmisikan informasi antar sel-sel saraf dan
sum-sum tulang belakang.
Selain
masalah jangka pendek bayi BBLR juga mempunyai masalah jangk panjang,antaraa
lain masalah masalah psikis seperti gangguan perkembangan dan pertumbuhan,
gangguan bicara dan komunikasi, dan masalah pendidikan. Sedangkan masalah
lainnya adalah masalah fisik seperti penyakit paru kronis, penyakit gangguan
penglihatan dan pendengaran dan kelainan bawaan.
C.
TINJAUAN TENTANG KETERPAPARAN ASAP ROKOK PADA
IBU HAMIL
Merokok
merupakan salah satu kebiasaan lazim yang di temui dalam kehidupan sehari-hari.
Gaya hidup ini menarik sebagai salah satu masalah kesehatan, minimal di anggap
sebagai factor resiko dari berbagai jenis penyakit (bustan 2002). Dari sisi
kesehatan bahaya rokok sudah tidak terbantahkan lagi. Rokok mengandung sekitar
4000 Zat kimia. Zat kimia yang dikandun ini terdiri dari komponen gas (85
persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen
sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol,
kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari
beribu-ribu zat di dalam rokok. Selain itu juga terdapat Komponen gas asap
rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan
formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol.
Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen). Zat zat
tersebut adalah :
(1)
Nikotin.
Zat yang paling sering dibicarakan dan
diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan
pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari
sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
(2)
Timah hitam (Pb)
Timah
hitam yang dihasilkan sebatang rokok
sebanyak 0,5 ug. Sebungkung rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu
hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam
tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan bila seorang perokok berat
menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini
masuk ke dalam tubuh.
(3)
Karbon monoksida (CO)
Karbon
monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga
tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah 129oC.
Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa
gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas
CO sehingga kadar CO dalam uadara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah
pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri.
Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit,
seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara
umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :
Ø
Pertama, pembakaran bahan bakar fosil.
Ø
Kedua, pada suhu tinggi terjadi reaksi antara
karbondioksida (CO2) dengan karbon C yang menghasilkan gas CO.
Ø
Ketiga, pada suhu tinggi, CO2 dapat
terurai kembali menjadi CO dan oksigen.
Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan.
Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya
padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pinggiran
kota atau desa, cemaran CO diudara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih
terbuka dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO.
Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO
yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu
tempat karena perpindahan ke tempat lain.
Karbon
monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah
dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini
dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara
metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah
(hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 -> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO -> COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi
gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman jika waktu kontak hanya
sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan
menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh
manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.
Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang
merokok. Orang yang merokok maupun perokok pasif akan mengeluarkan asap rokok
yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian
menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang
tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang
merokok dan perokok pasif jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat
membahayakan kesehatan orang yang
merokok maupun perokok pasif. Orang yang merokok/perokok pasif dalam waktu yang
cukup lama (perokok berat/ perokok pasif) konsentrasi COHb dalam darahnya
sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan
jantung.
Pengaruh
konsentrasi gas CO di udara sampai dengan 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak
ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara
mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, maka akan mempengaruhi
kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama
yang terdapat pada akar tanaman.
Penurunan
kesadaran sehingga terjadi banyak kecelakaan, fungsi sistem kontrol syaraf
turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dapat menyebabkan
kematian. Waktu tinggal CO dalam atmosfer lebih kurang 4 bulan. CO dapat
dioksidasi menjadi CO2 dalam atmosfer adalah HO dan HO2
radikal, atau oksigen dan ozon. Mikroorganisme tanah merupakan bahan yang dapat
menghilangkan CO dari atmosfer.
Dari
penelitian diketahui bahwa udara yang mengandung CO sebesar 120 ppm dapat
dihilangkan selama 3 jam dengan cara mengontakkan dengan 2,8 kg tanah (Human,
1971), dengan demikian mikroorganisme dapat pula menghilangkan senyawa CO dari
lingkungan, sejauh ini yang berperan aktif adalah jamur penicillium dan
Aspergillus.
Bahaya Ibu Hamil yang terkena Asap Rokok
sangatlah perlu kita perhatikan, Banyak perempuan hamil yang tidak merokok tapi
terkena dampaknya akibat sering terpapar oleh asap rokok dari sekitarnya.
Padahal ada banyak bahaya yang terjadi jika ibu hamil kena asap rokok. Ibu hamil
yang terpapar asap rokok baik dari rekan kerja, lingkungan atau anggota
keluarganya bisa menimbulkan risiko tertentu yang sangat fatal sekali. Kondisi
ibu hamil yang terkena asap rokok tanpa disadari sebenarnya berpengaruh jelek
terhadap kehamilan dan Janin yang dikandungnya. Senyawa kimia yang terdapat di
dalam rokok bisa masuk ke dalam tubuh ibu hamil dan meracuni janin yang dikandung
si ibu hamil tersebut.
Dalam studi yang dilaporkan pada American
Association for Cancer Research di Washington menuturkan bahwa senyawa yang
masuk tersebut bisa menyebabkan kerusakan genetik yang nantinya bisa menjadi
awal bagi penyakit leukimia atau kanker lain pada sang Bayi.
Peneliti dari University of Louisville menganalisis bahwa ada 3 karsinogen (senyawa pemicu kanker) dari tembakau yang bisa masuk ke dalam tubuh ibu dan bayinya, yaitu benzo(a)pyrene, 4-aminobiphenil dan akrilonitril.
Selain bisa menyebabkan kanker, ibu hamil yang terpapar asap rokok juga bisa menimbulkan bahaya lain, seperti Asap rokok bisa menyebabkan kematian dini (premature death) pada bayi yang sedang dikandung dan menimbulkan penyakit ketika bayi tersebut lahir, selain itu terpaparnya asap rokok oleh ibu hamil dapat melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Si Ibu Berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena racun dalam rokok bisa menghambat aliran darah yang merupakan sumber nutrisi bagi bayi
Asap rokok bisa meningkatkan resiko bayi meninggal akibat mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) dibandingkan dengan bayi yang tidak terpapar asap rokok
Meningkatkan risiko bayi terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperlambat pertumbuhan paru-paru
Peneliti dari University of Louisville menganalisis bahwa ada 3 karsinogen (senyawa pemicu kanker) dari tembakau yang bisa masuk ke dalam tubuh ibu dan bayinya, yaitu benzo(a)pyrene, 4-aminobiphenil dan akrilonitril.
Selain bisa menyebabkan kanker, ibu hamil yang terpapar asap rokok juga bisa menimbulkan bahaya lain, seperti Asap rokok bisa menyebabkan kematian dini (premature death) pada bayi yang sedang dikandung dan menimbulkan penyakit ketika bayi tersebut lahir, selain itu terpaparnya asap rokok oleh ibu hamil dapat melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Si Ibu Berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena racun dalam rokok bisa menghambat aliran darah yang merupakan sumber nutrisi bagi bayi
Asap rokok bisa meningkatkan resiko bayi meninggal akibat mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) dibandingkan dengan bayi yang tidak terpapar asap rokok
Meningkatkan risiko bayi terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperlambat pertumbuhan paru-paru
Bagi
wanita hamil, tidak cukup hanya berhenti merokok. Untuk melindungi pertumbuhan
janin, seluruh anggota keluarga juga harus berhenti merokok dan calon ibu
sebaiknya menghindari kontak dengan siapapun yang merokok.
Data yang dihimpun selama tiga tahun terakhir oleh Stephen G.Grant, menunjukkan bahwa wanita yang menjadi perokok pasif melahirkan bayi yang mengalami mutasi genetik, sama halnya dengan wanita perokok. Studi tersebut membandingkan tingkat mutasi gen pada bayi yang baru lahir dari ibu yang perokok, berhenti merokok selama kehamilan, tinggal atau bekerja di lingkungan perokok atau sama sekali tidak kontak dengan perokok. Jadi jika Anda merencakan kehamilan, rencanakan juga untuk menghindari para perokok.
Bahaya merokok ini tidak hanya di sebabkan oleh wanita yang merokok secara aktif tapi juga di sebabkan oleh wanita merokok secara pasif dalam artian bahwa wanita hamil menghisap asap rokok dari lingkungan baik di rumah, tempat kerja maupun tempat-tempat umum. Penelitian membuktikan bahwa ibu hamil yang sering terpapar oleh asap rokok dari suaminya berisiko lima kali lebih besar melahirkan bayi BBLR di bandingkan ibu hamil yang suaminya tidak merokok. Ibu hamil yang terpapar oleh asap rokok dari suaminya menyebabkan ibu dan janin kekurangan oksigendan akhirnya perkembangan janin akan terhambat. Akibat terhambatnya perkembangan janin menyebabkaan terjadinya persalinan dengan berat badan lahir rendah. Terpaparnya asap rokok ibu hamil juga menyebabkan berat badan bayi menurun rata-rata 200 gr terhadap bayi.
Data yang dihimpun selama tiga tahun terakhir oleh Stephen G.Grant, menunjukkan bahwa wanita yang menjadi perokok pasif melahirkan bayi yang mengalami mutasi genetik, sama halnya dengan wanita perokok. Studi tersebut membandingkan tingkat mutasi gen pada bayi yang baru lahir dari ibu yang perokok, berhenti merokok selama kehamilan, tinggal atau bekerja di lingkungan perokok atau sama sekali tidak kontak dengan perokok. Jadi jika Anda merencakan kehamilan, rencanakan juga untuk menghindari para perokok.
Bahaya merokok ini tidak hanya di sebabkan oleh wanita yang merokok secara aktif tapi juga di sebabkan oleh wanita merokok secara pasif dalam artian bahwa wanita hamil menghisap asap rokok dari lingkungan baik di rumah, tempat kerja maupun tempat-tempat umum. Penelitian membuktikan bahwa ibu hamil yang sering terpapar oleh asap rokok dari suaminya berisiko lima kali lebih besar melahirkan bayi BBLR di bandingkan ibu hamil yang suaminya tidak merokok. Ibu hamil yang terpapar oleh asap rokok dari suaminya menyebabkan ibu dan janin kekurangan oksigendan akhirnya perkembangan janin akan terhambat. Akibat terhambatnya perkembangan janin menyebabkaan terjadinya persalinan dengan berat badan lahir rendah. Terpaparnya asap rokok ibu hamil juga menyebabkan berat badan bayi menurun rata-rata 200 gr terhadap bayi.
Asap rokok selama hamil bisa menyebabkan
perubahan dalam struktur DNA bayi yang nantinya dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh si Bayi, Mengganggu pertumbuhan otak janin selama di dalam
kandungan, serta berisiko mengalami keterbelakangan mental.
Sering terpapar asap rokok bisa membuat bayi lahir prematur yang umumnya memiliki:
Sering terpapar asap rokok bisa membuat bayi lahir prematur yang umumnya memiliki:
·
perkembangan organ
tubuh yang belum sempurna
·
Meningkatkan resiko
bayi yang dikandung memiliki asma
·
Meningkatkan
risiko bayi lahir cacat seperti bibir sumbing akibat adanya kelainan pada sperma
sang ayah yang perokok.
·
Pengaruh asap
rokok bisa menyebabkan bayi mengalami penyakit jantung bawaan hingga keguguran.
Untuk
mencegah hal tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai pihak baik keluarga,
para Suami, teman-teman kerja dan orang-orang disekitar ibu hamil untuk tidak
merokok. Serta membuat peraturan yang lebih jelas mengenai tempat tempat mana
saja yang boleh dan tidak boleh merokok.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Ibu hamil yang terpapar asap rokok (perokok
pasif) baik dari rekan kerja, lingkungan atau anggota keluarganya bisa
menimbulkan risiko tertentu yang sangat fatal sekali. Kondisi ibu hamil yang
terkena asap rokok tanpa disadari sebenarnya berpengaruh jelek terhadap
kehamilan dan Janin yang dikandungnya. Senyawa kimia yang terdapat di dalam
rokok bisa masuk ke dalam tubuh ibu hamil dan meracuni janin yang dikandung si
ibu hamil tersebut.
2. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam asap
rokok kemudian terhirup oleh ibu hamil, dapat menyebabkan kerusakan genetik yang
nantinya bisa menjadi awal bagi penyakit leukimia atau kanker lain pada
sang Baby, juga bisa menimbulkan bahaya
lain, seperti Asap rokok bisa menyebabkan kematian dini (premature death) pada
bayi yang sedang dikandung dan menimbulkan penyakit ketika bayi tersebut lahir,
selain itu terpaparnya asap rokok oleh ibu hamil dapat melahirkan bayi berat
badan lahir rendah (BBLR), karena racun dalam rokok bisa menghambat aliran
darah yang merupakan sumber nutrisi bagi bayi. Asap rokok bisa meningkatkan
resiko bayi meninggal akibat mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)
dibandingkan dengan bayi yang tidak terpapar asap rokok, Meningkatkan risiko
bayi terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperlambat pertumbuhan
paru-paru.
Saran
1. Untuk mencegah lahirnya bayi berat badan lahir
rendah diperlukan kerjasama dari berbagai pihak baik keluarga, para Suami,
teman-teman kerja dan orang-orang disekitar ibu hamil untuk tidak merokok.
Serta membuat peraturan yang lebih jelas mengenai tempat tempat mana saja yang
boleh dan tidak boleh merokok.
2. mencegah lebih baik dari pad
DAFTAR PUSTAKA
Martini.2011.bayi
dan rokok.perepare:universitas muhammadiyah parepare
http://www.kelahiran bayi berat badan lahir rendah.blogspot.2009
sarwono.2005.bayi
BBLR karena pengaruh rokok.bandung:jaya paper.