Rabu, 14 Mei 2014



Tugas individu
NON COMMUNICABLE DISEASE
KANKER USUS BESAR
OLEH :
ANDRIATI
211 240 054

PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang tengah berkenan memberikan  kemudahan dan petunjuk sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini kiranya dapat menambah pengetahuan kita mengenai non communicable disease suatu penyakit khususnya penyakit kanker usus besar.
Kami sadar akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Saran dan kritik dari semua pihak diharapkan dapat membantu penyusunan makalah ini untuk kedepan agar menjadi lebih baik lagi.



Parepare,  15  Mei  2014
Penyusun

Andriaty





DAFTAR ISI
Sampul......................................................................................................................................... 1
Kata pengantar............................................................................................................................. 2
Daftar Isi...................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................................................. 5
B.     Tujuan........................................................................................................................................... 5
C.     Manfaat........................................................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN MANFAAT
A.    Sejarah.......................................................................................................................................... 6
B.     Defenisi......................................................................................................................................... 6
C.     Patofisiologi................................................................................................................................... 7
D.    Faktor risiko.................................................................................................................................. 8
E.     Diagnosis...................................................................................................................................... 10
F.      Gejala.......................................................................................................................................... 12
G.    Upaya pencegahan........................................................................................................................ 12
H.    Pengobatan................................................................................................................................... 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................ 21
A.    Identifikasi masalah........................................................................................................................ 14
B.     Prioritas masalah............................................................................................................................. 15
C.     Menentukan prioritas masalah......................................................................................................... 16
D.    Menetapkan tujuan......................................................................................................................... 16
E.     Problem solving cycle...................................................................................................................... 17
F.      Efektifitas program penanggulngan yang telah ada............................................................................. 17
G.    Efisiensi program penanggulangan yang telah ada............................................................................... 17
H.    Pemecahan masalah......................................................................................................................... 18
I.       Perencanaan.................................................................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan....................................................................................................................................... 20
B.     Saran................................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 21
 

 BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Kasus ini juga terkait dengan semakin bertambahnya usia penduduk.Laporan itu mengatakan penderita kanker usus pada pria meningkat dari 45 per 100.000 orang pada tahun 1975-77 menjadi 56 per100.000 di tahun 2008-10 atau meningkat 29 persen.Sementara di kalangan wanita kasus kanker usus untuk periode yang sama meningkat dalam jumlah kecil yaitu dari 35 per 100.000 orang menjadi 37 per 100.000 orang.Kanker usus menurut The Cancer Research UK banyak diderita oleh mereka yang berusia 60 tahunan dan 70 tahunan, mereka mencatat ada 23 ribu kasus baru setiap tahunnya yang terjadi pada orang di usia tersebut."Sangat penting untuk mengetahui apa penyebab meningkatnya penyakit ini dan apa yang bisa kita lakukan dengan hal tersebut," kata Direktur Jaringan Penelitian Kanker Nasional, Profesor Matthew Seymour.Hasil penelitian ini sendiri dilansir untuk menandai bulan sadar kanker usus dan peluncuran kampanye baru tentang penanganan kanker usus oleh Lembaga Amal Bobby More. Jika kanker usus besar ditemukan pada stadium I, peluang penderita untuk hidup hingga lima tahun mencapai 85-95 persen. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu mencapai 60-80 persen, pada stadium III sekitar 30-60 persen, dan stadium IV sekitar 25 persen.”Ini artinya, bila ada 100 penderita kanker usus besar stadium IV, maka yang masih hidup sampai lima tahun hanya lima orang.

B.     TUJUAN
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kanker Usus Besar, penyebab, gejala dari penyakit kanker usus besar dan bagaiman cara penanggulangan penyakit kanker usus besar serta apa factor resiko dari penyakit tersebut sehingga dapat di cegah sedidni mungkin.


C.     MANFAAT
Dapat menambah pengetahuan terkait dengan penyakit kanker usus besar sehinngga dapat meminimalisir masalah dalam masyarakat,dan sebagai bahan acuan bagi instansi terkait dengan penyakit kanker usus besar.


BAB II
TINJAUAN MANFAAT

A.    Sejarah
Penyebab intususepsi secara pasti belum diketahui, tetapi diduga memiliki hubungan dengan infeksi adenovirus, otitis media, gastroenteritis, Henoch-Schonlein purpura, atauvaksinasi rotavirus. Penderita kanker usus besar (kolorektal)  stadium lanjut patut bergembira, pasalnya kini di Indonesia telah disetujui penggunaan terapi bevacizumab sebagai penghambat laju Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) atau faktor pertumbuhan, daya tahan dan penggandaan sel pembuluh darah oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).Sejak disetujuinya penggunaan bevacizumab di Amerika Serikat pada 2004 lalu, terapi tersebut terbukti mampu meningatkan harapan hidup atau overall survival penderita kanker hingga 34 %. Bevacizumab sendiri merupakan terapi anti angiogenic (anti pembentukan sel darah baru) pertama yang tersedia bagi pasien kanker pada stadium lanjut. Akan tetapi pemberian bevazicumab bukanlah terapi tunggal, harus tetap disertai dengan tindakan kemoterapi.Kanker usus besar adalah salah satu jenis kanker yang cukup sering ditemui, utamanya pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih. Pada pria, kanker usus besar menempati urutan ketiga sebagai kanker tersering yang ditemui setelah kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada wanita, kanker ini pun menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan paru-paru.Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).Pada stadium awal, adenoma dapat diangkat dengan mudah. Hanya saja pada stadium awal ini, seringkali adenoma tidak menampakkan gejala apapun, sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama. Padahal, adenoma yang awalnya tak menimbulkan keluhan apapun ini, pada suatu saat bisa berkembang menjadi kanker yang menggerogoti semua bagian dari usus besar.Gejala awal yang tidak khas ini membuat banyak penderita kanker usus besar datang ke rumah sakit ketika perjalanan penyakit sudah demikian lanjut. Upaya pengobatan pun menjadi sulit. Padahal, seperti dikatakan Ketua Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, dokter Aru Sudoyo SpPD KHOM, kunci utama keberhasilan penanganan kanker usus besar adalah ditemukannya kanker dalam stadium dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif. Sayangnya, hal seperti ini sangat jarang. Yang kerap terjadi adalah kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga harapan penderita untuk bertahan hidup menjadi sangat kecil Jika kanker usus besar ditemukan pada stadium I, peluang penderita untuk hidup hingga lima tahun mencapai 85-95 persen. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu mencapai 60-80 persen, pada stadium III sekitar 30-60 persen, dan stadium IV sekitar 25 persen”Ini artinya, bila ada 100 penderita kanker usus besar stadium IV, maka yang masih hidup sampai lima tahun hanya lima orang.

B.     Defenisi
·         Kanker usus besar adalah keganasan pada saluran pencernaan yang umum, dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan kita. Sebagian besar kanker usus besar diawali tanpa dengan gejala yang jelas atau hanya menunjukan gejala lesu  prakanker. Tetapi jika lesu sudah berkembang,  kemungkinan akan ada beberapa tanda dan gejala yang timbul.
·         Kanker usus adalah lesi yang terjadi di bagian epitel mukosa usus besar. Penye    bab kanker usus besar bisa dikarenakan berbagai faktor, seperti zat karsinogenik ,efek lingkungan atau genetik. Kanker usus besar biasanya terjadi di daerah persimpangan rektum dan sigmoid. Insiden kanker usus besar adalah yang ketiga, setelah lambung dan kanker esophagus, prevalensi lebih tinggi pada pasien usia 40 -50 tahun, sekitar 15% pasien kanker usus besar berumur 40 tahun, rasio antara pasien usus besar, laki-laki dan perempuan kanker.

C.    Patofisiolog
Kebanyakan intususepsi adalah ileokolik dan ileoileokolik, sedikit sekokolik dan jarang hanya ileal. Pathogenesis dari intususepsi dipercayai sebagai akibat dari ketidak seimbangan kekuatan kontraksi longitudinal sepanjang dinding usus halus. Ketidakseimbangan ini dapat diakibatkan oleh adanya massa sebagai „lead point atau bentuk disorganisasi dari peristaltik (contohnya ileus periode post-operasi).  Sebagaiakibat dari ketidak seimbangan tersebut, sebuah area pada dinding usus halus mengalami invaginasi ke lumen, mengikuti waktu istirahat usus halus. Bagian yang mengalamiinvaginasi pada usus halus (intususeptum) menginvaginasi secara lengkap pada bagianyang menerima invaginasi tersebut (intususipiens). Proses ini berlanjut terus dan diikutioleh bagian proksimal, mulai dari bagian intususeptum sampai sepanjang lumenintususipiens.Jika mesenteri dari intususeptum lax dan progresifitasnya cepat, intususeptum dapatterjadi sampai kolon distal atau sigmoid dan dapat prolaps keluar dari anus. Mesenteridari intususeptum diinvaginasi oleh usus halus, mengacu proses patofisiologi klasik dariobstruksi usus besar. Awal proses ini, aliran balik limfatik mengalami gangguan;kemudian, dengan peningkatan tekanan dalam dinding intususeptum, drainase vena jugamengalami gangguan. Akhirnya, tekanan meningkat hingga sampao dimana aliran arterimengalami hambatan, dan terjadi infark. Mukosa menjadi sangat mudah untuk mengalami iskemia karena bagian ini yang paling cepat menerima suplai arteri. Iskemik mukosa sloughs off, ditandai dengan sisa heme- positif dan kemudian “currant jelly stool” klasik (campuran dari mukosa sloughed, darah dan mucus). Jika tidak tertangani, prosesini akan progres hingga menjadi gangrene transmural dan perforasi hingga ujungintususeptum.

D.    Faktor risiko
1.      Umur yaitu Lebih dari 90% dari orang didiagnosis dengan kanker usus besar berada di atas usia 50. Oleh karena itu usia merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan keberadaan Kanker Colon.
2.      Pribadi sejarah
3.      Setiap kejadian masa lalu pembentukan Polip merupakan faktor resiko yang serius.
4.      Radang usus yaitu Setiap sejarah pribadi penyakit radang usus (IBD) ini juga berhubungan sejak waktu yang lama di mana Colon yang meradang dapat menyebabkan kemungkinan lebih tinggi untuk Kanker Colon.
5.      Warisan sindrom yaitu Sekitar 5% dari pasien Kanker Usus telah mewarisi gen yang membuat mereka rentan terhadap penyakit. Dua sindrom warisan paling umum adalah adenomatosa poliposis familial (TPI) dan turun-temurun non-poliposis Kanker kolorektal (HPCC).
6.      Latar belakang ras dan etnis yaitu Ras tertentu memiliki tingkat lebih tinggi dari kanker usus besar daripada yang lain. Afrika Amerika memiliki tingkat tertinggi kanker usus besar di AS, sementara Yahudi Ashkenazi memiliki salah satu tingkat tertinggi di dunia.
7.      Makanan (Diet) yaitu Diet atau makanan menjadi salah satu faktor risiko penting dalam timbulnya kanker usus. Pengaturan terhadap makanan menjadi salah satu hal yang penting untuk mencegah timbulnya kanker ini. Diet juga memainkan peran penting dalam menentukan faktor risiko untuk Kanker Colon. Diet kaya dalam daging merah dan daging olahan telah terbukti meningkatkan faktor risiko sambil diet yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran telah terbukti menurunkan risiko Kanker Colon.Meskipun tidak ada makanan yang dapat mengakibatkan kanker, makanan yang kita makan dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus karena sisa makanan pada proses pencernaan akan melewati usus atau usus besar, tandas Susan Cohan Kasdas dari Colon Cancer Foundation Ketika melewati usus besar, sisa makanan akan bersinggungan dengan sel-sel usus besar sehingga senyawa-senyawa karsinogenik yang terdapat dalam sisa makanan dapat mempengaruhi sel-sel tersebut.
8.      Makanan tinggi lemak yaitu Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti fast food dan gorengan adalah salah satu penyebab kanker usus. Selain gaya hidup, polip pada usus juga dianggap meningkatkan resiko penyakit kanker ini
9.      Bakteri dalam makanan yaitu Menurut Physicians Committee for Responsible Medicine, bakteri juga memiliki peranan dalam timbulnya kanker usus. Bakteri dapat mengubah asam empedu, yang dikeluarkan oleh tubuh untuk membantu pencernaan lemak, menjadi suatu senyawa-senyawa yang dapat memicu kanker.Senyawa-senyawa tersebut disebut sebagai asam empedu sekunder. Asam empedu secara normal dikeluarkan oleh tubuh untuk mencerna lemak. Semakin banyak lemak yang dikonsumsi,  maka asam empedu yang dikeluarkan oleh tubuh akan semakin banyak pula.Oleh karena itu, tidak mengherankan jika beberapa bahan makanan yang banyak mengandung lemak seperti daging merah, serta daging dan makanan olahan lain yang berkadar lemak tinggi seperti keju, dapat meningkatkan risiko kanker usus
10.  Minuman alkohol dimana Konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker usus seperti halnya makanan yang kaya akan gula, menurut World Cancer Research Fund.
Penggantian protein atau lemak hewani dengan protein atau lemak nabati dapat mencegah asupan kalori sehingga dapat menurunkan risiko obesitas yang merupakan salah satu faktor risiko dari kanker usus.
11.  Faktor Keturunan dimana Faktor keturunan merupakan faktor utama penyebab kanker usus besar keluarga yang memiliki riwayat memiliki kanker usus besar beresiko mengidap kanker usus besar lebih besar dibandingkan dengan riwayat keluarga yang tidak memiliki kanker usus besar. Riwayat Kanker usus besar, seperti bentuk lain dari Kanker, memiliki insiden yang lebih tinggi pada orang dengan riwayat keluarga. Risiko ini secara signifikan lebih tinggi bila anggota keluarga langsung (orangtua atau saudara) dipengaruhi dan lebih dari dua kali lipat jika lebih dari satu anggota keluarga yang terkena.

E.     Diagnosis
1.      Fecal occult blood test (FOBT) - Mendeteksi adanya darah pada tinja, harus dicari dari mana sumbernya.
2.      Sigmoidoscopy - Pemeriksaan dengan cara meneropong dengan memasukkan kamera yang terdapat pada sejenis pip yang terbuat dari serat optic melalui anus (rectum) ke dalam usus sampai kolon sigmoid.
  1. Colonoscopy - Hampir sama dengan Sigmoidoscopy. Pemeriksaan menggunakan kabel fiber optic yang agak panjang, sehingga seluruh recum dan usus besar dapat diteropong dapat diperiksa.
  2. Pemeriksaan radiology (CT Scan) - Dengan menggunakan sinar X untuk melihat kondisi usus.
  3. Colok Dubur - Oleh dokter dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan dan zat lubrikasi ke dalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rectum.
  4. Rectal Examination: prosedurnya, dokter memakai sarung tangan, dan menggunakan pelumas, dokter akan meraba daerah rektum untuk memeriksa ada tidaknya benjolan.
  5. Fecal occult blood test: hiperplasia jaringan usus besar menyebabkan bocornya sejumlah kecil darah, dan menyebabkan tinja dalam darah. Test ini dapat mendeteksi adanya darah di tinja. Bila hasilnya positif, maka ini menunjukan adanya pendarahan dalam sistem pencernaan. Pasien sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memeriksakan adanya tumor/kanker.
8.      X-ray: Dengan menggunakan ‘barium meal examination dan barium enema, dokter dapat mendapatkan gambaran tentang morfologi usus besar, dan mengetahui ada tidaknya polip.
9.      Endoskopi: Bila ditemukan darah dalam tinja atau perubahan kebiasaan buang air besar, dan hasil abnormal pada waktu rectal examination, kolonoskopi harus dilakukan untuk menemukan semua jenis lesi di usus besar dan biopsi dapat dilakukan.
10.  USG, CT scan atau MRI: pemeriksaan- pemeriksaan ini memang tidak mendiagnosa secara langsung, tetapi dapat memberikan gambaran tentang, letak, bentuk, ukuran kankernya, keadaan jaringan disekitarnya dan ada tidaknya penyebaran.
11.  Biopsi: pemeriksaan biopsi sangat penting untuk mendiagnosa kanker usus besar.

F.      Gejala
gejala kanker usus  besar yaitu
1.      Darah dalam tinja berwarna merah terang/gelap dan biasanya tidak sakit
2.      Distensi perut, sakit perut, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan
3.      Perubahan kebiasaan buang air besar, maka frekuensi atau diare dan sembelit bergantian
4.      Perubahan bentuk tinja
5.      Penurunan berat badan drastis dan anemia
6.      Bisul di anus yang tidak kian sembuh, nyeri dubur
7.      Sakit kuning, ascites, busung, dan metastasis ke organ hati

G.    Upaya pencegahan
  • Hindari makanan yang mengandung tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Jangan melupakan konsumsi kalsium dan asam folat.
  • Disarankan mengkonsumsi vitamin E dan vitamin D yang dapat membantu memperkuat kerja system imun.
  • Makan buah dan sayuran setiap hari.
  • Pertahankan IMT (Indeks Massa Tubuh)
  • Lakukan aktivitas fisik
  • Hindari kebiasaan merokok3
H.    Pengobatan
·         Operasi: Operasi adalah treatment yang paling sering digunakan untuk pengobatan kanker usus besar. Sebagian besar pasien kanker usus stadium dini, memilih operasi sebagai treatment.
·         Radioterapi: Radioterapi sering digunakan dengan operasi untuk menurunkan tingkat kekambuhan kanker usus besar.
·         Kemoterapi Sebelum operasi, bisa dilakukan kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker baru, dan juga untuk membunuh dan membinasakan sel kanker.
·         Imunoterapi: Imunoterapi dapat meningkatkan imunitas dan kualitas hidup pasien; tanpa trauma, tidak sakit, tidak perlu rawat inap, juga dapat menurunkan efek samping dari radioterapi.
·         Pengobatan Cina: Pengobatan Cina membantu menyeimbangkan kondisi tubuh. Dengan mengkombinasi pengobatan Cina dan barat, dapat menambah efektivitas pengobatan kanker. Pengobatannya bisa dalam bentuk infusi herbal, inhalasi aerosol herbal, pemanasan herbal, injeksi acupoint, dll. Dengan perawatan ini, dapat memperkuat kekebalan tubuh, dan meningkatkan efektivitas pengobatan 

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Identifikasi masalah
Pola makan dan gaya hidup disebut-sebut sebagai penyebab utama seseorang menderita kanker usus besar. Menurut, Dr Ari Fahrial Syam, praktisi kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) penyakit kanker usus besar lebih tertuju pada pola makan dan lifestyle atau gaya hidup seseorang dalam memilih apa yang dia makan. Ia mencontohkan, ketika saat sarapan, hendaknya kita lebih sering mengkonsumsi banyak serat entah seperti nasi pecel yang ada sayurnya atau makan buah-buahan yang tersedia. "Banyak masyarakat yang telah mengkonsumsi makanan tak sehat di luar sana seperti Contohnya, bakso atau yang mengandung formalin atau borak. Hal inilah yang bisa menjadi pemicu seseorang terkana kanker," jelasnya Oleh karenanya, menurut Ari, saat ini sebaiknya kita mulai mengatur pola makan yang harus dilakukan. Ia mencontohkan lagi, konsumsi masyarakat Argentina, yang dalam seharinya dapat mengkonsumsi 500 hingga 800 gram daging per hari. Sedangkan kita paling banyak hanya 200 gram. Pasalnya, dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, sambung dr Ari akan membuat buang air besar (BAB) lancar. Karena, susah BAB bisa memicu terjadinya kanker usus.“Susah buang air besar jangan dianggap sepele. Meski penyebabnya multifaktor, bisa berujung pada kanker usus,” ungkapnya Menurut dr Ari, di Indonesia saat ini, banyak usia muda mengalami kanker usus. Penyebabnya bukanlah faktor genetik, melainkan gaya hidup yang buruk dan pengaruh lingkungan.“Konsumsi serat sangat rendah, kurang aktivitas, dan lebih banyak konsumsi makanan berpengawet dan mengandung zat aditif. Ini yang menyebabkan sembelit,” urai dr Ari. [mor]. Untuk menghindari terjadinya kanker usus besar maka sebaiknya dilakukan :
1.      Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah
2.      Konsumsi buah dan sayur setiap hari
3.      Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5-25,0 kg/m2 sepanjang hidup
4.      Lakukan aktifitas fisik, semisal jalan cepat sekitar 30 menit perhari
5.      Hindari kebiasaan merokok
6.      Lakukan deteksi tes darah samar sejak usia 40 tahun
Resiko terserang kanker Usus Besar (Kanker Colon) menjadi semakin tinggi dengan bertambahnya usia seseorang . Pada umumnya dunia kedokteran, berdasarkan data-data statistik, berpendapat ancaman terserang Kanker Usus Besar mulai terjadi pada usia 40 tahun keatas terutama bagi yang hidup dengan pola makan kehidupan modern.Dengan meningkatnya usia seseorang' ancaman terserang kanker tersebut menjadi bertambah pula.Pada saat sekarang terdapat cara yang canggih yang dapat mendeteksi bahaya serangan Kanker Usus Besar secara dini dengan tindakan Kolonoskopi. Dengan menggunakan alat Colonoscope, seorang Dokter Ahli dapat memeriksa seluruh dinding Usus Besar dengan teliti untuk mendeteksi adanya tumor ataupun polip yang bila dibiarkan dengan berjalannya waktu bisa berubah menjadi tumor ganas (Kanker). Di negara-negara maju pemeriksaan Kolonoskopi ini sangat dianjurkan sebagai bagian dari uji kesehatan (Check Up) untuk yang berusia diatas 40 tahun dan terutama yang berusia lebih dari 50 tahun untuk dilakukan setiap 3-5 tahun sekali. Dengan dapat terdeteksi secara dini, dapat diambil tindakan sebelum tumor ganas tersebut menyebar yang dapat membahayakan kehidupan seseorang (kematian), karena seperti diketahui, biasanya apabila keluhan telah timbul dan dirasakan oleh seseorang, tumor telah berada pada fase lanjut dan sulit disembuhkan. Sebaiknya apabila adanya tumor ganas dapat dideteksi pada fase dini, biasanya nyawa penderita dapat diselamatkan dengan tindakan operasi maupun dengan pengobatan lainnya.

B.       Prioritas masalah
Ø  Pola makan
Ø  Gaya hidup
Menurut, Dr Ari Fahrial Syam, praktisi kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) penyakit kanker usus besar lebih tertuju pada pola makan dan lifestyle atau gaya hidup seseorang dalam memilih apa yang dia makan.Ia mencontohkan, ketika saat sarapan, hendaknya kita lebih sering mengkonsumsi banyak serat entah seperti nasi pecel yang ada sayurnya atau makan buah-buahan yang tersedia."Banyak masyarakat yang telah mengkonsumsi makanan tak sehat di luar sana seperti Contohnya, bakso atau yang mengandung formalin atau borak. Hal inilah yang bisa menjadi pemicu seseorang terkana kanker," jelasnya. Oleh karenanya, menurut Ari, saat ini sebaiknya kita mulai mengatur pola makan yang harus dilakukan. Ia mencontohkan lagi, konsumsi masyarakat Argentina, yang dalam seharinya dapat mengkonsumsi 500 hingga 800 gram daging per hari. Sedangkan kita paling banyak hanya 200 gram.Pasalnya, dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, sambung dr Ari akan membuat buang air besar (BAB) lancar. Karena, susah BAB bisa memicu terjadinya kanker usus.“Susah buang air besar jangan dianggap sepele. Meski penyebabnya multifaktor, bisa berujung pada kanker usus,” ungkapnya.Menurut dr Ari, di Indonesia saat ini, banyak usia muda mengalami kanker usus. Penyebabnya bukanlah faktor genetik, melainkan gaya hidup yang buruk dan pengaruh lingkungan.“Konsumsi serat sangat rendah, kurang aktivitas, dan lebih banyak konsumsi makanan berpengawet dan mengandung zat aditif. Ini yang menyebabkan sembelit,” urai dr Ari.
C.       Menentukan prioritas masalah
Terjadinya kanker usus besar dapat di sebabkan oleh berbagai factor di antaranya kegemukan dan diet ketat terhadap daging merah dan yang telah diproses serta rendah serat,jadi yang menjadi prioritas masalah dari kanker usus besar Pola makan dan Gaya hidup.
D.      Menetapkan tujuan
Adapun tujuan terkait dengan prioritas masalah diatas yakni:
1.         untuk mengetahui bagaiman pola yang baik seperti, Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah Konsumsi buah dan sayur setiap hari
Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5-25,0 kg/m2 sepanjang hidup
Lakukan aktifitas fisik, semisal jalan cepat sekitar 30 menit perhari Hindari kebiasaan merokok  Lakukan deteksi tes darah samar sejak usia 40 tahun
2.         Gaya Hidup, Untuk mengetahui gaya hidup yang sehat.


E.       Problem Solving Cycle

F.       Efektifitas program penanggulngan yang telah ada
Dengan adanya subsidi dari pemerintah Deteksi Dini Kanker Usus Besar dapat dilakukan dari berbagai golongan masyarakat tertutama bagi golongan masyarakat golongan ekonomi lemah terutama bagi golongan atas.Deteksi dini kanker usus besar dapat meminimalisir penderita kanker usus besar.
G.      Efisiensi program penanggulangan yang telah ada
Dengan adanya salah satu program pemerintah dalam upaya penanggulangan kanker usus besar  yaitu dilakukannya deteksi dini kanker usus besar. Program ini merupakan salah satu upaya bagaimana masayarakat untuk menghindari faktor resiko terjadinya kanker usus besar.Namun keefisiensi program pemerintah sampai saat ini belum berhasil 100% karena kasus penderita kanker usus besar mengalami peningkatan bahkan kanker usus besar ini menempati urutan yang ketiga dari kanker prostat dan paru-paru
H.      Pemecahan masalah
a.       How : Salah satu pemecahan masalah yang bisa dilakukan dengan adanya kanker usus besar adalah Deteksi dini adalah investigasi pada individu asimtomatik (tanpa gejala) yang bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium dini sehingga dapat dilakukan terapi kuratif. Secara umum, deteksi dini dapat dilakukan pada dua kelompok, yaitu populasi umum dan kelompok risiko tinggi. Deteksi dini pada kelompok populasi umum dilakukan kepada individu yang berusia di atas 40 tahun. Sedangkan mereka yang tergolong kelompok berisiko tinggi, antara lain adalah mereka yang pernah menjalani polipektomi untuk adenoma di usus besar, dan orang-orang yang berasal dari keluarga dengan riwayat penyakit ini.
b.      Why : Kanker usus besar bukanlah penyakit menular tetapi dapat beresiko pada seseorang yang mempunyai riwayat keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.Namun yang menjadi penyebab utama terjadinya kanker usus besar adalah pola makan dan gaya hidup.Hal yang dapat dilakukan sekarang adalah bagimana melakukan  pencegahan seperti Hindari makanan tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah Konsumsi buah dan sayur setiap hari Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5-25,0 kg/m2 sepanjang hidup Lakukan aktifitas fisik, semisal jalan cepat sekitar 30 menit perhari  Hindari kebiasaan merokok. Lakukan deteksi tes darah samar sejak usia 40 tahun
I.         Perencanaan
a.    Kegiatan
·         Melakukan penyuluhan kesehatan terkai dengan penyakit kanker usus besar
·         Mengadakan pemeriksaan (deteksi dini penyakit kanker usus besar).
b.   Tujuan
·         Diharapkan masyarakat mengetahui apa sebenarnya bahaya dan bagaimana pencegahan dari penyakit kanker usus besar.
·         Sangat diharapkan agar penderita kanker usus besar dapat menurun
·         Agar masyarakat mengetahui pola hidup yang baik dan sesuai standar
c.    Sasaran
Seluruh warga (laki-laki maupun perempuan)terutama yang berumur diatas >40 Di Bukit Permai pare lapadde
d.   Anggaran
·         Dari Wali kota Parepare
·         Dari kepala setempat
e.    Tempat
Rumah Kepala RT Bukit permai pare KM 6
BAB IV
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kanker usus adalah lesi yang terjadi di bagian epitel mukosa usus besar. Penyebab kanker usus besar bisa dikarenakan berbagai faktor, seperti zat karsinogenik ,efek lingkungan atau genetik. Kanker usus besar biasanya terjadi di daerah persimpangan rektum dan sigmoid. Insiden kanker usus besar adalah yang ketiga, setelah lambung dan kanker esophagus, prevalensi lebih tinggi pada pasien usia 40 -50 tahun, sekitar 15% pasien kanker usus besar berumur 40 tahun, rasio antara pasien usus besar, laki-laki dan perempuan kanker.namun yang menjadi factor utama adalah pola hidup dan gaya hidup.
B.       Saran
Untuk mengurangi masalah dalam masyarakat dan demi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat maka sebaiknya sedini mungkin memperhatikan pola hidup dan gaya hidup serta melakukan deteksi dini mengenai penyakit kanker usus besar.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Source: http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jsp.
2.      id.wikipedia.org/wiki/Kanker_usus_besar‎ defenisi
www.medistra.com/index.php?option=com..
prodia.co.id/penyakit-dan.../kanker-usus-besar
3.      doktersehat.com/kanker-usus-gejala-dan-pencegahann
4.      obatkencingbatu.web.id/ace.../penyakit-kanker-usus
www.deherba.com/pengobatan-kanker-usus-besar.html
5.      gayahidup.inilah.com/.../inilah-penyebab-utama-terdet
6.      www.kittiwakecoast.ca/story.php?...penyakit-kanker-u
8.      prioritas malsl gayahidup.inilah.com/.../inilah-penyebab-utama-terdet
mitradjaya.com/.../penyebab-utama-timbulnya-kanker.
9.      d.wikipedia.org/wiki/Kanker‎ penaggulngn
11.  staff.ui.ac.id/internal/090603089/.../ProblemSolving.p
12.  citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.16.8688
by TA Montgomery - Cited by 22 - Related articles