Tugas individu
NON COMMUNICABLE
DISEASE
KANKER USUS
BESAR
OLEH :
ANDRIATI
211 240 054
PROGRAM
STUDI EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, yang tengah berkenan memberikan kemudahan dan petunjuk sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Mudah-mudahan dengan
mempelajari makalah ini kiranya dapat menambah pengetahuan kita mengenai non communicable
disease suatu penyakit khususnya penyakit kanker usus besar.
Kami
sadar akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Saran dan
kritik dari semua pihak diharapkan dapat membantu penyusunan makalah ini untuk
kedepan agar menjadi lebih baik lagi.
Parepare, 15 Mei
2014
Penyusun
Andriaty
DAFTAR ISI
Sampul.........................................................................................................................................
1
Kata
pengantar.............................................................................................................................
2
Daftar
Isi...................................................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..............................................................................................................................
5
B. Tujuan...........................................................................................................................................
5
C. Manfaat........................................................................................................................................
5
BAB
II TINJAUAN MANFAAT
A. Sejarah..........................................................................................................................................
6
B. Defenisi.........................................................................................................................................
6
C. Patofisiologi...................................................................................................................................
7
D. Faktor risiko..................................................................................................................................
8
E. Diagnosis......................................................................................................................................
10
F. Gejala..........................................................................................................................................
12
G. Upaya pencegahan........................................................................................................................
12
H.
Pengobatan................................................................................................................................... 12
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................
21
A. Identifikasi
masalah........................................................................................................................
14
B. Prioritas
masalah.............................................................................................................................
15
C. Menentukan
prioritas masalah.........................................................................................................
16
D. Menetapkan
tujuan.........................................................................................................................
16
E. Problem
solving cycle......................................................................................................................
17
F. Efektifitas
program penanggulngan yang telah ada.............................................................................
17
G. Efisiensi
program penanggulangan yang telah ada...............................................................................
17
H. Pemecahan
masalah.........................................................................................................................
18
I. Perencanaan....................................................................................................................................
19
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................................... 20
B. Saran................................................................................................................................................ 20
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kasus
ini juga terkait dengan semakin bertambahnya usia penduduk.Laporan itu
mengatakan penderita kanker usus pada pria meningkat dari 45 per 100.000 orang
pada tahun 1975-77 menjadi 56 per100.000 di tahun 2008-10 atau meningkat 29
persen.Sementara di kalangan wanita kasus kanker usus untuk periode yang sama
meningkat dalam jumlah kecil yaitu dari 35 per 100.000 orang menjadi 37 per
100.000 orang.Kanker usus menurut The Cancer Research UK banyak diderita oleh
mereka yang berusia 60 tahunan dan 70 tahunan, mereka mencatat ada 23 ribu
kasus baru setiap tahunnya yang terjadi pada orang di usia
tersebut."Sangat penting untuk mengetahui apa penyebab meningkatnya
penyakit ini dan apa yang bisa kita lakukan dengan hal tersebut," kata
Direktur Jaringan Penelitian Kanker Nasional, Profesor Matthew Seymour.Hasil
penelitian ini sendiri dilansir untuk menandai bulan sadar kanker usus dan
peluncuran kampanye baru tentang penanganan kanker usus oleh Lembaga Amal Bobby
More. Jika kanker usus besar ditemukan
pada stadium I, peluang penderita
untuk hidup hingga lima tahun mencapai
85-95 persen. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu mencapai 60-80 persen, pada stadium
III sekitar 30-60 persen,
dan stadium IV sekitar 25 persen.”Ini artinya, bila ada 100 penderita kanker usus besar stadium IV, maka
yang masih hidup sampai lima tahun hanya lima orang.
B.
TUJUAN
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Kanker Usus Besar, penyebab, gejala dari
penyakit kanker usus besar dan bagaiman cara penanggulangan penyakit kanker
usus besar serta apa factor resiko dari penyakit tersebut sehingga dapat di
cegah sedidni mungkin.
C.
MANFAAT
Dapat
menambah pengetahuan terkait dengan penyakit kanker usus besar sehinngga dapat
meminimalisir masalah dalam masyarakat,dan sebagai bahan acuan bagi instansi terkait
dengan penyakit kanker usus besar.
BAB
II
TINJAUAN
MANFAAT
A.
Sejarah
Penyebab intususepsi
secara pasti belum diketahui, tetapi diduga memiliki hubungan dengan infeksi adenovirus, otitis media,
gastroenteritis, Henoch-Schonlein purpura, atauvaksinasi rotavirus. Penderita kanker usus besar (kolorektal)
stadium lanjut patut bergembira, pasalnya kini di Indonesia telah
disetujui penggunaan terapi bevacizumab
sebagai penghambat laju Vascular Endothelial Growth
Factor (VEGF) atau faktor pertumbuhan, daya tahan dan penggandaan
sel pembuluh darah oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).Sejak
disetujuinya penggunaan bevacizumab di Amerika Serikat pada 2004 lalu, terapi
tersebut terbukti mampu meningatkan harapan hidup atau overall survival
penderita kanker hingga 34 %. Bevacizumab sendiri merupakan terapi anti angiogenic (anti pembentukan sel
darah baru) pertama yang tersedia bagi pasien kanker pada stadium lanjut. Akan
tetapi pemberian bevazicumab bukanlah terapi tunggal, harus tetap disertai
dengan tindakan kemoterapi.Kanker usus besar adalah salah satu jenis kanker yang cukup
sering ditemui, utamanya pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih. Pada
pria, kanker usus besar menempati urutan ketiga sebagai kanker tersering yang
ditemui setelah kanker prostat dan paru-paru. Sementara pada wanita, kanker ini
pun menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan paru-paru.Kanker usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau
rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak
ganas atau adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh
sangat cepat).Pada stadium awal, adenoma dapat diangkat dengan mudah. Hanya
saja pada stadium awal ini, seringkali adenoma tidak menampakkan gejala apapun,
sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama. Padahal, adenoma
yang awalnya tak menimbulkan keluhan apapun ini, pada suatu saat bisa
berkembang menjadi kanker yang menggerogoti semua bagian dari usus besar.Gejala
awal yang tidak khas ini membuat banyak penderita kanker usus besar datang ke
rumah sakit ketika perjalanan penyakit sudah demikian lanjut. Upaya pengobatan
pun menjadi sulit. Padahal, seperti dikatakan Ketua Perhimpunan Spesialis
Penyakit Dalam Indonesia, dokter Aru Sudoyo SpPD KHOM, kunci utama keberhasilan
penanganan kanker usus besar adalah ditemukannya kanker dalam stadium dini,
sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif. Sayangnya, hal seperti
ini sangat jarang. Yang kerap terjadi adalah kasus kanker ditemukan pada
stadium lanjut, sehingga harapan penderita untuk bertahan hidup menjadi sangat
kecil Jika kanker usus besar ditemukan pada stadium I, peluang penderita untuk
hidup hingga lima tahun mencapai 85-95
persen. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu mencapai 60-80 persen, pada stadium
III sekitar 30-60 persen,
dan stadium IV sekitar 25 persen”Ini artinya, bila ada 100 penderita
kanker usus besar stadium IV, maka yang masih hidup sampai lima tahun hanya
lima orang.
B. Defenisi
·
Kanker
usus besar adalah keganasan pada saluran pencernaan yang umum, dan mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan kita. Sebagian besar kanker
usus besar
diawali tanpa dengan gejala yang jelas atau hanya menunjukan gejala lesu prakanker. Tetapi jika lesu sudah berkembang, kemungkinan
akan ada beberapa tanda dan gejala yang timbul.
·
Kanker usus adalah lesi yang terjadi di bagian epitel mukosa
usus besar. Penye bab kanker usus besar bisa dikarenakan berbagai faktor,
seperti zat karsinogenik ,efek lingkungan atau genetik. Kanker usus besar biasanya
terjadi di daerah persimpangan rektum dan sigmoid. Insiden kanker usus besar
adalah yang ketiga, setelah lambung dan kanker esophagus, prevalensi lebih
tinggi pada pasien usia 40 -50 tahun, sekitar 15% pasien kanker usus besar
berumur 40 tahun, rasio antara pasien usus besar, laki-laki dan perempuan
kanker.
C.
Patofisiolog
Kebanyakan intususepsi adalah ileokolik dan
ileoileokolik, sedikit sekokolik dan jarang hanya ileal. Pathogenesis dari intususepsi
dipercayai sebagai akibat dari ketidak seimbangan kekuatan kontraksi longitudinal sepanjang
dinding usus halus. Ketidakseimbangan ini dapat
diakibatkan oleh adanya massa sebagai „lead point‟ atau bentuk
disorganisasi dari peristaltik (contohnya ileus periode post-operasi). Sebagaiakibat
dari ketidak seimbangan
tersebut, sebuah area pada dinding usus halus mengalami invaginasi ke lumen, mengikuti waktu istirahat usus
halus. Bagian yang mengalamiinvaginasi pada usus halus (intususeptum)
menginvaginasi secara lengkap pada bagianyang menerima invaginasi tersebut
(intususipiens). Proses ini berlanjut terus dan diikutioleh bagian proksimal,
mulai dari bagian intususeptum sampai sepanjang lumenintususipiens.Jika
mesenteri dari intususeptum lax dan progresifitasnya cepat, intususeptum
dapatterjadi sampai kolon distal atau sigmoid dan dapat prolaps keluar dari
anus. Mesenteridari intususeptum diinvaginasi oleh usus halus, mengacu proses
patofisiologi klasik dariobstruksi usus besar. Awal proses ini, aliran balik
limfatik mengalami gangguan;kemudian, dengan peningkatan tekanan dalam dinding
intususeptum, drainase vena jugamengalami gangguan. Akhirnya, tekanan meningkat
hingga sampao dimana aliran arterimengalami hambatan, dan terjadi infark.
Mukosa menjadi sangat mudah untuk mengalami iskemia karena bagian ini yang
paling cepat menerima suplai arteri. Iskemik mukosa sloughs off, ditandai
dengan sisa heme- positif dan kemudian “currant jelly
stool” klasik
(campuran dari mukosa sloughed, darah dan mucus). Jika tidak tertangani,
prosesini akan progres hingga menjadi gangrene transmural dan perforasi hingga
ujungintususeptum.
D.
Faktor risiko
1. Umur yaitu Lebih dari 90% dari orang didiagnosis
dengan kanker usus besar berada di atas usia 50. Oleh karena itu usia merupakan
salah satu indikator penting dalam menentukan keberadaan Kanker Colon.
2. Pribadi sejarah
3. Setiap kejadian masa lalu pembentukan Polip
merupakan faktor resiko yang serius.
4. Radang usus yaitu Setiap sejarah pribadi penyakit
radang usus (IBD) ini juga berhubungan sejak waktu yang lama di mana Colon yang
meradang dapat menyebabkan kemungkinan lebih tinggi untuk Kanker Colon.
5. Warisan sindrom yaitu Sekitar 5% dari pasien
Kanker Usus telah mewarisi gen yang membuat mereka rentan terhadap penyakit.
Dua sindrom warisan paling umum adalah adenomatosa poliposis familial (TPI) dan
turun-temurun non-poliposis Kanker kolorektal (HPCC).
6. Latar belakang ras dan etnis yaitu Ras tertentu
memiliki tingkat lebih tinggi dari kanker usus besar daripada yang lain. Afrika
Amerika memiliki tingkat tertinggi kanker usus besar di AS, sementara Yahudi
Ashkenazi memiliki salah satu tingkat tertinggi di dunia.
7. Makanan
(Diet) yaitu Diet atau makanan menjadi salah satu faktor risiko
penting dalam timbulnya kanker usus. Pengaturan terhadap makanan menjadi salah
satu hal yang penting untuk mencegah timbulnya kanker ini. Diet juga memainkan peran penting dalam
menentukan faktor risiko untuk Kanker Colon. Diet kaya dalam daging merah dan
daging olahan telah terbukti meningkatkan faktor risiko sambil diet yang
terdiri dari buah-buahan dan sayuran telah terbukti menurunkan risiko Kanker
Colon.Meskipun
tidak ada makanan yang dapat mengakibatkan kanker, makanan yang kita makan
dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus karena sisa makanan pada proses
pencernaan akan melewati usus atau usus besar, tandas Susan Cohan
Kasdas dari Colon Cancer Foundation Ketika melewati usus besar, sisa
makanan akan bersinggungan dengan sel-sel usus besar sehingga senyawa-senyawa
karsinogenik yang terdapat dalam sisa makanan dapat mempengaruhi sel-sel
tersebut.
8. Makanan
tinggi lemak yaitu Kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang tinggi lemak seperti fast food dan gorengan adalah salah satu penyebab
kanker usus. Selain gaya hidup, polip pada usus juga
dianggap meningkatkan resiko penyakit kanker ini
9. Bakteri
dalam makanan yaitu Menurut Physicians Committee for
Responsible Medicine, bakteri juga memiliki peranan dalam timbulnya kanker
usus. Bakteri dapat mengubah asam empedu, yang dikeluarkan oleh tubuh untuk
membantu pencernaan lemak, menjadi suatu
senyawa-senyawa yang dapat memicu kanker.Senyawa-senyawa tersebut disebut
sebagai asam empedu sekunder. Asam empedu secara normal dikeluarkan oleh tubuh
untuk mencerna lemak. Semakin banyak lemak yang dikonsumsi, maka asam
empedu yang dikeluarkan oleh tubuh akan semakin banyak pula.Oleh karena itu,
tidak mengherankan jika beberapa bahan makanan yang banyak mengandung lemak
seperti daging merah, serta daging dan makanan olahan lain yang berkadar lemak
tinggi seperti keju, dapat meningkatkan
risiko kanker usus
10. Minuman
alkohol dimana Konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker usus seperti halnya makanan yang kaya akan gula, menurut World Cancer Research Fund.
Penggantian protein atau lemak hewani dengan protein atau lemak nabati dapat mencegah asupan kalori sehingga dapat menurunkan risiko obesitas yang merupakan salah satu faktor risiko dari kanker usus.
Penggantian protein atau lemak hewani dengan protein atau lemak nabati dapat mencegah asupan kalori sehingga dapat menurunkan risiko obesitas yang merupakan salah satu faktor risiko dari kanker usus.
11. Faktor
Keturunan dimana Faktor keturunan
merupakan faktor utama penyebab kanker usus besar keluarga yang memiliki
riwayat memiliki kanker usus besar beresiko mengidap kanker usus besar lebih
besar dibandingkan dengan riwayat keluarga yang tidak memiliki kanker usus
besar. Riwayat Kanker usus besar, seperti bentuk lain
dari Kanker, memiliki insiden yang lebih tinggi pada orang dengan riwayat
keluarga. Risiko ini secara signifikan lebih tinggi bila anggota keluarga
langsung (orangtua atau saudara) dipengaruhi dan lebih dari dua kali lipat jika
lebih dari satu anggota keluarga yang terkena.
E. Diagnosis
1. Fecal occult blood test (FOBT) - Mendeteksi
adanya darah pada tinja, harus dicari dari mana sumbernya.
2. Sigmoidoscopy - Pemeriksaan dengan cara meneropong
dengan memasukkan kamera yang terdapat pada sejenis pip yang terbuat dari serat
optic melalui anus (rectum) ke dalam usus sampai kolon sigmoid.
- Colonoscopy - Hampir sama dengan Sigmoidoscopy. Pemeriksaan menggunakan kabel fiber optic yang agak panjang, sehingga seluruh recum dan usus besar dapat diteropong dapat diperiksa.
- Pemeriksaan radiology (CT Scan) - Dengan menggunakan sinar X untuk melihat kondisi usus.
- Colok Dubur - Oleh dokter dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan dan zat lubrikasi ke dalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rectum.
- Rectal Examination: prosedurnya, dokter memakai sarung tangan, dan menggunakan pelumas, dokter akan meraba daerah rektum untuk memeriksa ada tidaknya benjolan.
- Fecal occult blood test: hiperplasia jaringan usus besar menyebabkan bocornya sejumlah kecil darah, dan menyebabkan tinja dalam darah. Test ini dapat mendeteksi adanya darah di tinja. Bila hasilnya positif, maka ini menunjukan adanya pendarahan dalam sistem pencernaan. Pasien sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memeriksakan adanya tumor/kanker.
8. X-ray: Dengan menggunakan ‘barium meal
examination dan barium enema, dokter dapat mendapatkan gambaran tentang
morfologi usus besar, dan mengetahui ada tidaknya polip.
9. Endoskopi: Bila ditemukan darah dalam tinja
atau perubahan kebiasaan buang air besar, dan hasil abnormal pada waktu rectal
examination, kolonoskopi harus dilakukan untuk menemukan semua jenis lesi di
usus besar dan biopsi dapat dilakukan.
10. USG, CT scan atau MRI: pemeriksaan- pemeriksaan ini memang
tidak mendiagnosa secara langsung, tetapi dapat memberikan gambaran tentang,
letak, bentuk, ukuran kankernya, keadaan jaringan disekitarnya dan ada tidaknya
penyebaran.
11. Biopsi: pemeriksaan biopsi sangat penting
untuk mendiagnosa kanker usus besar.
F. Gejala
gejala kanker usus besar yaitu
1. Darah dalam tinja berwarna merah
terang/gelap dan biasanya tidak sakit
2. Distensi perut, sakit perut,
gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan
3. Perubahan kebiasaan buang air besar,
maka frekuensi atau diare dan sembelit bergantian
4. Perubahan bentuk tinja
5. Penurunan berat badan drastis dan
anemia
6. Bisul di anus yang tidak kian
sembuh, nyeri dubur
7. Sakit kuning, ascites, busung, dan
metastasis ke organ hati
G. Upaya
pencegahan
- Hindari makanan yang mengandung tinggi lemak, protein, kalori, serta daging merah. Jangan melupakan konsumsi kalsium dan asam folat.
- Disarankan mengkonsumsi vitamin E dan vitamin D yang dapat membantu memperkuat kerja system imun.
- Makan buah dan sayuran setiap hari.
- Pertahankan IMT (Indeks Massa Tubuh)
- Lakukan aktivitas fisik
- Hindari kebiasaan merokok3
H.
Pengobatan
·
Operasi: Operasi adalah treatment yang paling sering digunakan untuk
pengobatan kanker usus besar. Sebagian besar pasien kanker usus stadium dini,
memilih operasi sebagai treatment.
·
Radioterapi: Radioterapi sering digunakan dengan operasi untuk
menurunkan tingkat kekambuhan kanker usus besar.
·
Kemoterapi Sebelum operasi, bisa dilakukan
kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker baru, dan juga untuk
membunuh dan membinasakan sel kanker.
·
Imunoterapi: Imunoterapi dapat meningkatkan
imunitas dan kualitas hidup pasien; tanpa trauma, tidak sakit, tidak perlu
rawat inap, juga dapat menurunkan efek samping dari radioterapi.
·
Pengobatan Cina: Pengobatan Cina membantu menyeimbangkan kondisi tubuh.
Dengan mengkombinasi pengobatan Cina dan barat, dapat menambah efektivitas
pengobatan kanker. Pengobatannya bisa dalam bentuk infusi herbal, inhalasi
aerosol herbal, pemanasan herbal, injeksi acupoint, dll. Dengan perawatan ini,
dapat memperkuat kekebalan tubuh, dan meningkatkan efektivitas pengobatan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi masalah
Pola makan dan gaya hidup disebut-sebut sebagai penyebab utama
seseorang menderita kanker usus besar. Menurut, Dr Ari Fahrial Syam, praktisi
kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) penyakit kanker usus besar
lebih tertuju pada pola makan dan lifestyle atau gaya hidup seseorang dalam
memilih apa yang dia makan. Ia mencontohkan, ketika saat sarapan, hendaknya
kita lebih sering mengkonsumsi banyak serat entah seperti nasi pecel yang ada
sayurnya atau makan buah-buahan yang tersedia. "Banyak masyarakat yang
telah mengkonsumsi makanan tak sehat di luar sana seperti Contohnya, bakso atau
yang mengandung formalin atau borak. Hal inilah yang bisa menjadi pemicu
seseorang terkana kanker," jelasnya Oleh karenanya, menurut Ari, saat ini
sebaiknya kita mulai mengatur pola makan yang harus dilakukan. Ia mencontohkan
lagi, konsumsi masyarakat Argentina, yang dalam seharinya dapat mengkonsumsi
500 hingga 800 gram daging per hari. Sedangkan kita paling banyak hanya 200
gram. Pasalnya, dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, sambung dr Ari akan
membuat buang air besar (BAB) lancar. Karena, susah BAB bisa memicu terjadinya
kanker usus.“Susah buang air besar jangan dianggap sepele. Meski penyebabnya
multifaktor, bisa berujung pada kanker usus,” ungkapnya Menurut dr Ari, di
Indonesia saat ini, banyak usia muda mengalami kanker usus. Penyebabnya
bukanlah faktor genetik, melainkan gaya hidup yang buruk dan pengaruh
lingkungan.“Konsumsi serat sangat rendah, kurang aktivitas, dan lebih banyak
konsumsi makanan berpengawet dan mengandung zat aditif. Ini yang menyebabkan
sembelit,” urai dr Ari. [mor]. Untuk menghindari terjadinya kanker usus besar
maka sebaiknya dilakukan :
1.
Hindari makanan tinggi lemak,
protein, kalori, serta daging merah
2.
Konsumsi buah dan sayur setiap
hari
3.
Pertahankan indeks massa tubuh
antara 18,5-25,0 kg/m2 sepanjang hidup
4.
Lakukan aktifitas fisik,
semisal jalan cepat sekitar 30 menit perhari
5.
Hindari kebiasaan merokok
6.
Lakukan deteksi tes darah
samar sejak usia 40 tahun
Resiko
terserang kanker Usus Besar (Kanker Colon) menjadi semakin tinggi dengan
bertambahnya usia seseorang . Pada umumnya dunia kedokteran, berdasarkan
data-data statistik, berpendapat ancaman terserang Kanker Usus Besar mulai
terjadi pada usia 40 tahun keatas terutama bagi yang hidup dengan pola makan
kehidupan modern.Dengan meningkatnya usia seseorang' ancaman terserang kanker
tersebut menjadi bertambah pula.Pada saat sekarang terdapat cara yang canggih
yang dapat mendeteksi bahaya serangan Kanker Usus Besar secara dini dengan
tindakan Kolonoskopi. Dengan menggunakan alat Colonoscope,
seorang Dokter Ahli dapat memeriksa seluruh dinding Usus Besar dengan teliti
untuk mendeteksi adanya tumor ataupun polip yang bila dibiarkan dengan
berjalannya waktu bisa berubah menjadi tumor ganas (Kanker). Di negara-negara
maju pemeriksaan Kolonoskopi ini sangat dianjurkan sebagai bagian dari uji
kesehatan (Check Up) untuk yang berusia diatas 40 tahun dan terutama yang
berusia lebih dari 50 tahun untuk dilakukan setiap 3-5 tahun sekali. Dengan
dapat terdeteksi secara dini, dapat diambil tindakan sebelum tumor ganas
tersebut menyebar yang dapat membahayakan kehidupan seseorang (kematian),
karena seperti diketahui, biasanya apabila keluhan telah timbul dan dirasakan
oleh seseorang, tumor telah berada pada fase lanjut dan sulit disembuhkan. Sebaiknya
apabila adanya tumor ganas dapat dideteksi pada fase dini, biasanya nyawa
penderita dapat diselamatkan dengan tindakan operasi maupun dengan pengobatan lainnya.
B.
Prioritas
masalah
Ø Pola makan
Ø Gaya hidup
Menurut, Dr
Ari Fahrial Syam, praktisi kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
penyakit kanker usus besar lebih tertuju pada pola makan dan lifestyle atau
gaya hidup seseorang dalam memilih apa yang dia makan.Ia mencontohkan, ketika
saat sarapan, hendaknya kita lebih sering mengkonsumsi banyak serat entah
seperti nasi pecel yang ada sayurnya atau makan buah-buahan yang
tersedia."Banyak masyarakat yang telah mengkonsumsi makanan tak sehat di
luar sana seperti Contohnya, bakso atau yang mengandung formalin atau borak.
Hal inilah yang bisa menjadi pemicu seseorang terkana kanker," jelasnya. Oleh
karenanya, menurut Ari, saat ini sebaiknya kita mulai mengatur pola makan yang
harus dilakukan. Ia mencontohkan lagi, konsumsi masyarakat Argentina, yang
dalam seharinya dapat mengkonsumsi 500 hingga 800 gram daging per hari.
Sedangkan kita paling banyak hanya 200 gram.Pasalnya, dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat, sambung dr Ari akan membuat buang air besar (BAB) lancar.
Karena, susah BAB bisa memicu terjadinya kanker usus.“Susah buang air besar
jangan dianggap sepele. Meski penyebabnya multifaktor, bisa berujung pada
kanker usus,” ungkapnya.Menurut dr Ari, di Indonesia saat ini, banyak usia muda
mengalami kanker usus. Penyebabnya bukanlah faktor genetik, melainkan gaya
hidup yang buruk dan pengaruh lingkungan.“Konsumsi serat sangat rendah, kurang
aktivitas, dan lebih banyak konsumsi makanan berpengawet dan mengandung zat
aditif. Ini yang menyebabkan sembelit,” urai dr Ari.
C.
Menentukan
prioritas masalah
Terjadinya kanker usus besar dapat di sebabkan oleh berbagai factor di
antaranya kegemukan dan diet ketat terhadap daging merah dan yang telah
diproses serta rendah serat,jadi yang menjadi prioritas masalah dari kanker
usus besar Pola makan dan Gaya hidup.
D. Menetapkan tujuan
Adapun
tujuan terkait dengan prioritas masalah diatas yakni:
1.
untuk mengetahui bagaiman pola yang baik
seperti, Hindari makanan tinggi
lemak, protein, kalori, serta daging merah Konsumsi buah dan sayur setiap hari
Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5-25,0 kg/m2 sepanjang hidup
Lakukan aktifitas fisik, semisal jalan cepat sekitar 30 menit perhari Hindari kebiasaan merokok Lakukan deteksi tes darah samar sejak usia 40 tahun
Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5-25,0 kg/m2 sepanjang hidup
Lakukan aktifitas fisik, semisal jalan cepat sekitar 30 menit perhari Hindari kebiasaan merokok Lakukan deteksi tes darah samar sejak usia 40 tahun
2.
Gaya Hidup, Untuk mengetahui gaya hidup yang
sehat.
E.
Problem
Solving Cycle
F. Efektifitas program penanggulngan yang
telah ada
Dengan adanya subsidi dari pemerintah Deteksi
Dini Kanker Usus Besar dapat dilakukan
dari berbagai golongan masyarakat tertutama bagi golongan masyarakat golongan
ekonomi lemah terutama bagi golongan atas.Deteksi dini kanker usus besar dapat
meminimalisir penderita kanker usus besar.
G. Efisiensi program penanggulangan yang telah
ada
Dengan adanya salah satu program
pemerintah dalam upaya penanggulangan
kanker usus besar yaitu dilakukannya deteksi dini kanker usus besar.
Program ini merupakan salah satu upaya bagaimana masayarakat untuk menghindari
faktor resiko terjadinya kanker usus
besar.Namun
keefisiensi program pemerintah sampai saat ini belum berhasil 100% karena kasus
penderita kanker usus besar mengalami peningkatan bahkan kanker usus besar ini
menempati urutan yang ketiga dari kanker prostat dan paru-paru
H. Pemecahan masalah
a. How : Salah satu pemecahan
masalah yang bisa dilakukan dengan adanya kanker
usus besar adalah Deteksi
dini adalah investigasi pada individu asimtomatik (tanpa gejala) yang bertujuan
untuk mendeteksi adanya penyakit pada stadium dini sehingga dapat dilakukan
terapi kuratif. Secara umum, deteksi dini dapat dilakukan pada dua
kelompok, yaitu populasi umum dan kelompok risiko tinggi. Deteksi dini pada
kelompok populasi umum dilakukan kepada individu yang berusia di atas 40 tahun.
Sedangkan mereka yang tergolong kelompok berisiko tinggi, antara lain adalah
mereka yang pernah menjalani polipektomi untuk adenoma di usus besar, dan
orang-orang yang berasal dari keluarga dengan riwayat penyakit ini.
b. Why : Kanker usus besar
bukanlah penyakit menular tetapi dapat
beresiko pada seseorang yang mempunyai riwayat keluarga yang mempunyai penyakit
yang sama.Namun yang menjadi penyebab utama terjadinya kanker usus besar adalah
pola makan dan gaya hidup.Hal yang dapat dilakukan sekarang adalah bagimana
melakukan pencegahan seperti Hindari makanan tinggi
lemak, protein, kalori, serta daging merah Konsumsi buah dan sayur
setiap hari Pertahankan indeks massa tubuh antara 18,5-25,0 kg/m2 sepanjang hidup Lakukan aktifitas
fisik, semisal jalan cepat sekitar 30 menit perhari Hindari kebiasaan merokok. Lakukan deteksi tes darah samar sejak usia 40 tahun
I.
Perencanaan
a. Kegiatan
·
Melakukan penyuluhan
kesehatan terkai dengan penyakit
kanker usus besar
·
Mengadakan pemeriksaan (deteksi dini penyakit kanker usus besar).
b. Tujuan
·
Diharapkan masyarakat
mengetahui apa sebenarnya bahaya dan
bagaimana pencegahan dari penyakit kanker usus besar.
·
Sangat diharapkan
agar penderita kanker usus besar dapat menurun
·
Agar masyarakat
mengetahui pola hidup yang baik dan sesuai standar
c. Sasaran
Seluruh
warga (laki-laki maupun perempuan)terutama yang berumur diatas >40 Di Bukit
Permai pare lapadde
d. Anggaran
·
Dari
Wali kota Parepare
·
Dari kepala setempat
e. Tempat
Rumah Kepala
RT Bukit permai pare KM 6
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kanker usus adalah lesi yang terjadi di bagian epitel mukosa
usus besar. Penyebab kanker usus besar bisa dikarenakan berbagai faktor,
seperti zat karsinogenik ,efek lingkungan atau genetik. Kanker usus besar
biasanya terjadi di daerah persimpangan rektum dan sigmoid. Insiden kanker usus
besar adalah yang ketiga, setelah lambung dan kanker esophagus, prevalensi
lebih tinggi pada pasien usia 40 -50 tahun, sekitar 15% pasien kanker usus
besar berumur 40 tahun, rasio antara pasien usus besar, laki-laki dan perempuan
kanker.namun yang
menjadi factor utama adalah pola hidup dan gaya hidup.
B.
Saran
Untuk mengurangi
masalah dalam masyarakat dan demi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
maka sebaiknya sedini mungkin memperhatikan pola hidup dan gaya hidup serta
melakukan deteksi dini mengenai penyakit kanker usus besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Source:
http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jsp.
2.
id.wikipedia.org/wiki/Kanker_usus_besar defenisi
www.medistra.com/index.php?option=com..
prodia.co.id/penyakit-dan.../kanker-usus-besar
3. doktersehat.com/kanker-usus-gejala-dan-pencegahann
4.
obatkencingbatu.web.id/ace.../penyakit-kanker-usus
www.deherba.com/pengobatan-kanker-usus-besar.html
5. gayahidup.inilah.com/.../inilah-penyebab-utama-terdet
6. www.kittiwakecoast.ca/story.php?...penyakit-kanker-u
8.
prioritas malsl gayahidup.inilah.com/.../inilah-penyebab-utama-terdet
mitradjaya.com/.../penyebab-utama-timbulnya-kanker.
9.
d.wikipedia.org/wiki/Kanker penaggulngn
11. staff.ui.ac.id/internal/090603089/.../ProblemSolving.p
12. citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.16.8688